Hati dan akal
berkelahi
Berjibaku emosi
tanpa ada yang mewasiti
Saling melawan
Semakin rawan
Bersyair tentang
rindu dan cinta
Bersyair tentang
sekam bunga yang ingin mekar
Dan tertawa dalam
tekanan
Dan menangis
setelah pertemuan
Setiap pagi
Kadang malam
Kala rindu tak
tertahan
Kala cinta semakin
aneh tuk dibiarkan
Tanpa niat hiperbola
Pengorangan-pengorangan
dalam kata itu mulai mengalir
Metafora mulai
berkuasa dalam gurindam rasa
Nafas diksi
pleonasme terdengar bengis di sajaknya
Maka siapa yang
tak tersanjung
Tak merasa
istimewa akannya
Mengalun malu
namun pasti
Dalam syair dalam
puisi…
Segalanya
terdeskripsi.
[ditulis sekitar dua setengah tahun lalu, ketika aku kelas 2 SMA. Inilah gaya tulisanku waktu itu,rasanya anak-anak sekali ya hihi]
No comments:
Post a Comment