Pages

Wednesday, October 5, 2011

Metafora Seorang Kekasih


Hati dan akal berkelahi
Berjibaku emosi tanpa ada yang mewasiti
Saling melawan
Semakin rawan
Panggilan cinta itupun mengundangnya kembali untuk berkata-kata
Bersyair tentang rindu dan cinta
Bersyair tentang sekam bunga yang ingin mekar
Dan tertawa dalam tekanan
Dan menangis setelah pertemuan
Setiap pagi
Kadang malam
Kala rindu tak tertahan
Kala cinta semakin aneh tuk dibiarkan
Tanpa niat hiperbola
Pengorangan-pengorangan dalam kata itu mulai mengalir
Metafora mulai berkuasa dalam gurindam rasa
Nafas diksi pleonasme terdengar bengis di sajaknya
Maka siapa yang tak tersanjung
Tak merasa istimewa akannya
Mengalun malu namun pasti
Dalam syair dalam puisi…
Segalanya terdeskripsi.

[ditulis sekitar dua setengah tahun lalu, ketika aku kelas 2 SMA. Inilah gaya tulisanku waktu itu,rasanya anak-anak sekali ya hihi]

No comments:

Post a Comment